Kabupaten Bondowoso warga lokal di diajak untuk menciptakan sebuah kesenian yang diharap dapat menjadi ciri khas dan alat yang dapat meningkatkan perekonomian warganya. Adapun kesenian yang dikembangkan oleh kepala desa Sumber Canting yaitu permainan alat musik ketepong dan kentongan.
![]() |
Diambil dari dokumen milik pribadi (21/12/2019) |
Permainan alat musik ini dimainkan oleh 7-10 orang. Di desa Sumber Canting, grup kesenian alat musik ini di beri nama "Grup Ketepong". Menurut Sainudin (ketua grup ketepong) kesenian ketepong ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu, namun tujuan dari adanya pertunjukan ini hanya sekedar sebagai alat musik pengiring pada saat ada perlombaan burung merpati. Dengan harapan, suara alat musik yang dimainkan dapat membuat burung merpati kembali ke sarang (21/12/2020). Sekitar tahung 2017, atas kesadaran potensi yang begitu besar Kepala Desa Sumber Canting ibu Nur Hasanah melakukan pengembangan terhadap kesenian ketepong ini.
Kesenian ketepong bukan lagi sekedar permainan alat musik pengiring lomba burung merpati saja, melainkan kesenian ketepong juga dapat dipertunjukkan di berbagai acara seperti pernikahan, hajatan, dan acara-acara resmi di Desa Sumber Canting sendiri atau diluar desa. Sehingga setiap anggota bisa mendapatkan pendapatan tambahan dan bisa meningkatkan taraf perekonomian mereka. Kesenian ketepong dimainkan oleh pria dan wanita mulai dari yang dewasa dan sebagian anak-anak. Sainudin menambahkan "selain tergabung dalam grup kesenian ketepong ini, para anggota juga memiliki pekerjaan lain seperti, jualan tape bakar, tani, dan ternak sapi." (21/12/2019)
Grup seni ketepong, bukan hanya berisi permainan alat musik saja. Ditengah tengah permainan, akan ada penari-penari baik laki-laki maupun perempuan. Biasanya penari laki-laki menunjukkan seni pencak silat. Dalam acara resmi, grup seni ketepong biasanya memakai pakaian adat madura, disertai dengan odeng pacong dan ditambah hiasan kain kunig dikepala. Untuk pertunjukan ditempat wisata atau acara-acara biasa, grup ini lebih sering mengenakan pakaian seragam kaos berwarna biru.
Pengembangan budaya kesenian oleh Kepala Desa Sumber Canting, merupakan suatu alat pelestarian budaya bangsa. Apalagi arus globalisasi yang terus terjadi, membuat banyak kalangan khususnya para generasi muda mulai malas untuk mempelajari dan perduli akan budaya sendiri. Mereka cenderung lebih asik melihat, dan mempelajari budaya barat. Bukankan lebih baik kita mempelajari budaya kita sendiri, lalu mencari solusi bagaimana caranya agar budaya bangsa Indonesia bisa terkenal sampai ke luar negeri. Selain itu, Nur Hasana (Kades Sumber Canting) berharap "kami akan terus berupaya untuk membangun Desa Sumber Canting ini, baik melalui pengembangan pariwisata, maupun kesenian lokal dengan memanfaatkan dana desa. Semoga Desa Sumber Canting bisa lebih terkenal dan meningkatkan perekonomia warga." (21/12/2012) tuturnya saat ditemui di tempat wisata Potre Koneng.